EDUFREN
Belajar itu Seru dan Menyenangkan

MELAYA': Mendesain Pengalaman Belajar yang Personal Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Interaktif

Mendesain Pengalaman Belajar yang Personal Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Interaktif
Bismillahirrahmanirrahim

MELAYA': Mendesain Pengalaman Belajar yang Personal Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Interaktif

SDN 003 Balla berada di Jalan Poros Mamasa-Polewali, Desa Sepakuan, Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. SDN 003 Balla memiliki 7 rombongan belajar dengan total 128 siswa. Sekolah kami mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2023/2024 yang lalu dan diteruskan pelaksanaannya hingga tahun ajaran 2024/2025 sebagai implementasi dari Kurikulum Nasional.

Setiap anak itu spesial … mereka memiliki keunikan, kebutuhan, minat dan karakteristik tersendiri. Keberagaman peserta didik inilah yang menjadi dasar pengimplementasian kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan, minat, profil belajar dan karakteristik peserta didik dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

Slide Materi MELAYA'


FITRAYANTI, S.Pd oleh Fitrayanti Fitrayanti

Penjelasan Materi dengan Alur STAR

 

Situasi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu teknik atau pendekatan pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing yang meliputi keberagaman tingkat pemahaman/pengetahuan, gaya belajar, minat dan karakteristik peserta didik. Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses pembelajaran diharapkan akan tercipta pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan berkualitas.

Dalam penerapan model pembelajaran berdiferensiasi seorang pendidik tidak lagi mengajar semua siswa dengan cara yang sama melainkan menyesuaikan proses pembelajaran sesuai dengan kesiapan, minat dan profil belajar masing-masing siswa. Ada tiga aspek yang perlu didifrensiasi dalam proses pembelajaran yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk.

Diferensiasi konten artinya materi pelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman, atau gaya belajar siswa secara personal. Diferensiasi proses berarti bahwa dalam proses penyampaian materi disesuaikan dengan profil dan gaya belajar serta ketertarikan masing-masing siswa. Sedangkan Diferensiasi produk artinya hasil akhir dari proses belajar siswa disesuaikan dengan minat dan ketertarikan mereka masing-masing, yang berarti bawa hasil belajar satu siswa dengan yang lainnya tidak harus sama.

Melihat prinsip dari Kurikulum Merdeka yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, maka saya melihat bahwa kondisi di kelas 5—kelas yang saya pegang saat ini, masih belum memenuhi prinsip tersebut. Kelas 5 sendiri terdiri atas 18 peserta didik (9 laki-laki dan 9 perempuan) yang memiliki kemampuan, minat, gaya belajar dan ketertarikan yang berbeda.

Gaya belajar peserta didik kelas V sangatlah beragam, dari 18 orang, 44,4% peserta didik bergaya belajar visual, 33,3% peserta didik bergaya belajar kinesteti dan sisanya sebanyak 22,2% peserta didik bergaya belajar auditory.

Proses pembelajaran yang tidak memenuhi semua kebutuhan siswa mengakibatkan minat, motivasi dan semangat belajar peserta didik menunjukkan hasil yang rendah dan mengkhawatirkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar peserta didik yang masih dibawah nilai minimum. Kurangnya minat dan hasil belajar peserta didik ini adalah dampak dari penerapan pembelajaran yang monoton dengan model pembelajaran konvensional  dan tidak memihak pada kodrat dan kebutuhan peserta didik.

Dari 18 orang siswa tadi, hanya 4 siswa atau hanya sekitar 22,2% peserta didik yang mampu mendapatkan nilai hasil belajar di atas nilai 70. Nilai ini sangat mengkhawatirkan jika tidak segera dicarikan solusi yang tepat dengan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan rapor pendidikan tahun 2024 terlihat bahwa kualitas pembelajaran di SDN 003 Balla yang cenderung menggunakan metode pembelajaran yang monoton dan tidak interaktif berada pada capaian sedang dan sangat perlu untuk ditingkatkan. Salah satu indikator bahwa proses pembelajaran cenderung monoton dan konvensional adalah dengan tidak maksimalnya pendidik dalam penggunaan media pembelajaran yang interaktif dan hanya berpatokan pada buku teks saja.

Untuk dua permasalahan diatas, saya paham betapa pentingnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik, dan alasan kenapa saya melakukan praktik baik tersebut adalah: 1) penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah solusi atas permasalahan di kelas terkait rendahnya minat, motivasi dan hasil belajar peserta didik 2) penggunaan media pembelajaran yang interaktif berupa Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI) dalam proses pembelajaran di kelas 3) mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kodrat zaman 4) meningkatkan inovasi dan kreativitas saya dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.

Dalam praktik baik ini saya berperan sebagai seorang pendidik yang menciptakan pembelajaran yang berkualitas dengan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik dengan menggunakan metode dan media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Tantangan

Untuk mencapai tujuan praktik baik tersebut, ada beberapa tantangan yang saya hadapi yaitu: 1) menciptakan proses pembelajaran yang interaktif dan memahami kebutuhan murid secara personal tanpa terkecuali 2) menyiapkan media pembelajaran yang interaktif untuk merangsang minat dan motivasi belajar peserta didik 3) menyiapkan berbagai sumber dan materi belajar yang beragam sesuai gaya belajar peserta didik, serta 4) tidak menjadikan keterbatasan sarana dan prasarana—aliran listrik yang tidak masuk ke dalam kelas menjadi hambatand dalam menciptakan lingkungan belajar yang memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan praktik baik ini adalah saya sendiri sebagai fasilitator dan desainer pembelajaran, peserta didik sebagai subyek dan pusat pembelajaran, rekan sejawat yang memberikan respon dan umpan balik yang baik serta kepala sekolah atas izin dan dukungannya dalam melaksanakan praktik baik ini.

Aksi

Langkah-langkah yang saya lakukan sebagai fasilitator pembelajaran untuk menghadapi tantangan yang saya tuliskan diatas adalah sebagai berikut: 1) melakukan asessmen diagnostik kepada peserta didik yang terdiri atas assesmen diagnostik kognitif dan non kognitif dengan menggunakan metode angket, observasi dan wawancara  2) berkonsultasi dengan guru kelas mereka di kelas sebelumnya dalam hal ini saya berkonsultasi dengan guru kelas mereka di kelas 3 dan 4 terkait minat dan karakteristik peserta didik 3) merancang pembelajaran yang inovatif, bermakna dan menyenangkan serta memenuhi semua kebutuhan peserta didik secara personal berdasarkan gaya belajar mereka 4) membuat Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI) yang memenuhi kebutuhan dan gaya belajar peserta didik sesuai dengan kodrat zaman dan karakteristik anak.

Adapun strategi yang saya gunakan dalam melaksanakan praktik baik ini yaitu: 1) mengenali siswa secara personal dan memahami setiap kebutuhan individu mereka 2) menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam tiga aspek yaitu diferensiasi konten, proses dan produk 3) menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sebagai subyek pembelajaran 4) menggunakan berbagai sumber dan metode belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.

Sumber daya yang diperlukan selama melakukan praktik baik ini meliputi : 1) sumber belajar yang beragam dari buku teks Kurikulum Merdeka, video youtube, podcast sebagai media audio pembelajaran, dll 2) sumber daya teknologi berupa website Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI) yang telah saya buat sebelumnya, Gadget/Handphone bagi peserta didik yang memiliki, Laptop/Chroombook, dan jaringan internet yang stabil 3) ruang kelas yang nyaman dan fleksibel 4) rekan sejawat dan kepala sekolah yang selalu memberikan dukungan dalam penerapan praktik baik ini, serta 5) kemampuan pendidik dalam memanfaatkan platform teknologi dalam proses pembelajaran secara maksimal.

Refleksi

Setelah melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan mendesain pengalaman belajar yang personal dengan media interaktif berbasis gaya belajar peserta didik, saya melihat adanya dampak yang cukup berarti terlihat dari semangat, antusiasme dan pancapaian hasil belajar peserta didik yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Dengan pembelajaran yang menerapkan diferensiasi dimana peserta didik diarahkan untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka dengan konten yang beragam pula serta produk hasil belajar yang disesuaikan dengan minat, karakteristik dan gaya belajar mereka, terlihat bahwa murid dapat menyelesaikan tugas dengan baik jika dibandingkan dengan pemberian tugas yang seragam dan menoton.

Hasil belajar peserta didik setelah penerapan praktik baik ini mengalami peningkatan yang cukup drastis yaitu sebanyak 77,8% dari 18 peserta didik sudah mencapai nilai yang memuaskan. Terjadi peningkatan sebanyak 55,6% dari hasil belajar sebelum penerapan praktik baik dan setelah penerapan praktik baik yaitu dari 22,2% menjadi 77,8%.

Selain hasil belajar, terjadi peningkatan pula dari segi motivasi dan minat belajar peserta didik, yaitu sekitar 47,1% peserta didik merasa pembelajaran dikelas sangat mantap, 35,3% merasa sangat bersemangat selama proses pembelajaran dan sisanya 17,6% masih merasa perlu untuk memahami kembali materi yang diajarkan.

Dari hasil refleksi di akhir proses pembelajaran, sebanyak 82% peserta didik merasa bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berdiferenasi sangat menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan personal mereka sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar mereka.

Faktor yang menjadi keberhasilan dari kegiatan praktik baik ini dimulai dari: 1) keberhasilan dalam melakukan asessmen yang baik dimana pendidik memahami betul kebutuhan dari peserta didiknya 2) perencanaan pembelajaran yang matang meliputi pemilihan media ajar yang interaktif yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik serta menyiapkan aktivitas pembelajaran yang menarik sesuai dengan kebutuhan peserta didik 3) tersedianya sumber belajar yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan siswa—berupa gadget dan jaringan internet yang memadai, serta yang terakhir 4) pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran baik dari segi perencanaan dengan membuat MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif), media ajar berupa gambar di Canva for Education, serta pemanfaatan PMM (Platform Merdeka Mengajar) untuk mencari referensi materi dan asessmen yang dapat disesuaikan dengan kelas yang saya pegang.

Adapun beberapa respon dari praktik baik yang saya lakukan adalah dari siswa sebagai suyek dan pusat pembelajaran dari penerapan praktik baik yang saya lakukan, lalu rekan sejawat yang mengikuti pengimbasan yang saya lakukan serta Kepala Sekolah yang selalu memberikan dukungan dan izinnya.

Pembelajaran yang saya dapatkan dari praktik baik ini adalah bahwa seorang pendidik hendaknya senantiasa berinovasi dalam merancang atau mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan karakteristik peserta didik serta tidak lupa untuk mengintegrasikan platform teknologi dalam pembelajaran sesuai dengan kodrat zaman peserta didik sehingga akan tercipta pembelajaran yang berkualitas, bermakna dan menyenangkan.

PENUTUP
Praktik baik dalam mendesain pengalaman belajar yang personal dengan media interaktif berbasis gaya belajar peserta didik ini saya harapkan dapat memberikan dampak yang seluas-luasnya terutama untuk peserta didik yang saya ajar agar memberikan mereka pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan, juga saya harap dapat menjadi inspirasi bagi rekan sejawat dan dapat memberikan kebermanfaatan bagi sekolah pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.`

Yang terakhir saya ingin memberikan sebuah qoute yang sangat menginspirasi sesuai dengan harapan dalam pengimplementasian pembelajaran berdiferensiasi ini yaitu:

“Yang penting bukanlah setiap anak harus diajari, tetapi setiap anak harus diberi keinginan untuk belajar”---John Lobbock

Posting Komentar