Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah dari 18.000 pendaftar program WIT (Wardah Inspiring Teacher) lalu terus diseleksi, saya bisa menjadi bagian dari 2000 peserta yang lolos sampai ke Level 3. Pengalaman luar biasa dengan banyak sekali ilmu yang saya dapatkan selama mengikuti WIT sampai di level 3 ini. Di Level 3 ada 4 materi yang kami dapatkan melalui pembelajaran di ruang virtual zoom.
Kelas Level 3 Wardah Inspiring Teacher
Pada level 3 ini, ada 4 kelas yang kami ikuti dan kesemua kelas/materi pada level kali ini semuanya "daging" dan sangat relevan dengan ilmu yang saya sendiri butuhkan untuk bisa menjadi seorang guru yang lebih profesional dan lebih baik lagi sehingga seperti tagline dari Wardah Inspiring Teacher tahun ini yaitu "Bangga Menjadi Guru, Berani Menginspirasi"
Memanfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Mendukung Pembelajaran yang Memberdayakan Murid
Pemateri: Anggayudha A.Rasa
Tenangkan hati dan pikiran, mari singkirkan sejenak semua beban agar lebih fokus untuk belajar. Mari bersama-sama untuk mengevaluasi dan merefleksikan pemahaman. Adapun tujuan dalam mempelajari hal ini yaitu memahami cara kerja kecerdasan buatan generatif dan mampu membuat perintah yang lebih efektif serta mampu memanfaatkan AI untuk merancang strategi pembelajaran bermakna yang memberdayakan murid.
Berkenalan dengan Kecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem yang dapat melakukan tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.
Kecerdasan buatan mencakup berbagai teknik dan pendekatan termasuk pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa almi, pengenalan pola, dan robotika untuk menciptakan sistem yang dapat "belajar", "menganalisis" dan "berpikir" seperti manusia.
Kecerdasan buatan (AI) adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada penciptaan mesin yang mampu meniru dan melaksanakan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia sperti pemahaman bahasa, pengambilan keputusan dan pengenalan pola.
Kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk belajar dari engalaman. Menyesuaikan input-input baru dan melaksanakan tugas seperti manusia.
Kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk belajar dari pengalaman, menyesuaiakan input baru dan melaksanakan tugas seperti manusia.
Kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pembuatan agen cerdas yang merupakan sistem yang dapat menalar, belajar dan bertindak secara otonom.
Ada banayk jenis AI, salah satunya adalah Generative Artificial Intelligence adalah jenis kecerdasan b uatan yang dapat menghasilkan konten baru yang mirip konten yang telah dipelajari. generative AI aktif menciptakan atau merekonstruksi sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Jadi artinya, perintah yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda.
Prompt AI yang Efektif
Kunci keberhasilan menggunakan AI ada pada promptnya, semakin spesifik dan terarah semakin besar peluang mendapatkan jawaban yang relevan.
Format dasar prompt yang efektif adalah:
- Konteks
- Ceritakan konteks/kondisi berkaitan goal yang ingin dicapai
- Tujuan
- Saya ingin .....
- Perintah
- Diawali dengan KKO, seperti buatkan, rangkum, analisis, berikan penilaian, bandingkan, dst
Format yang lebih lengkap meliputi
- Perintah: Anda meminta genAI untuk ngapain
- Konteks: Gambaran situasi yang Anda hadapi
- Persona: Anda minta gen AI jadi apa?
- Restriksi: Batasannya, gen AI ga boleh apa?
- Contoh: Kasih contoh, biar lebih relevan
- Format: Pengennya outputnya kayak apa?
- Kesan: Apa kesan yang ingin ditampilkan?
Bagaimana Cara Memanfaatkan AI untuk Mernacang Pembelajaran Bermakna dan Memberdayakan Murid?
Merancang strategi pembelajaran seperti membuat rencana perjalanan---peta perjalanan dari kondisi awal menuju tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang Memberdayakan
- Menumbuhkan kepemilikan atas pembelajaran
- Meningkatkan kemandirian belajar murid
- Menumbuhkan kompetensi berkolaborasi
- Keterlibatan murid secara aktif dalam pembelajaran
Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak Pada Anak
Pemateri: Elisabet Susan, M.Pd
Pembelajaran berdiferensiasi adalah respon terhadap keberagaman peserta didik dan juga merupakan cara guru untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik.
Jenis-jenis Keragaman Murid
Kesiapan belajar
Sejauh mana kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan awal apa yang sudah dimiliki oleh peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan dibahas.
Minat
Hobi atau hal-hal yang diminati peserta didik. Peserta didik akan mempelajari dengan tekun hal-hal yang menarik minat mereka masing-masing.
Prosil Belajar
Pendekaran atau bagaimana cara yang paling disenangi peserta didik agar mereka dapat memehami pelajaran dengan baik yang dipengaruhi oleh cara berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin dan lain-lain.
Miskonsepsi Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi diperuntukkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus atau anak-anak dengan kesulitan belajar. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran individual dimana tidak akan pernah kompatibel dengan standar. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru perlu membuat banyak RPP dan yang terakhir bahwa pengelompokan murid dalam satu kelompok sesua dengan kemampuan secara kaku.
Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi
- Bersifat Proaktif
- Menekankan kualitas daripada kuantitas
- Berakar pada asesmen
- Menyediakan berbagai pendekatan
- Berorientasi pada peserta didik
- Merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal
- Bersifat Hidup
Eleman yang Berdiferensiasi
- Konten: Apa yang murid pelajari untuk dapat menguasi kompetensi
- Proses: Cara apa yang perlu dilakukan agar murid dapat menguasi kompetensi
- Produk: Hasil belajar yang menunjukkan bahwa murid sudah menguasi kompetensi
Peran Guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Peran guru sebagai Asesor dalam pembelajaran berdiferensiasi berarti guru berperan dalam mendiagnosis peserta didik baik dari kemampuan kognitif maupun nonkognitif melalui wawancara dan observasi.
Peran guru sebagai Desainer yang fokus pada tujuan bermakna yang ingin dicapai dengan melibatkan fisik, emosi, dan stimulus yang tepat untuk proses berpikir dengan menyadari adanya keberagaman dan melakukan intervensi. Guru juga perlu untuk merancang RPP dengan mengkonkretkan hal-hal yang akan dilakukan di kelas dengan membayangkan proses implementasi pembelajara serta kemungkinan hambatan yang perlu disiapkan dan aiantisipasi.
Peran guru sebagai Fasilitator yang memiliki kemampuan dalam merefleksi serta beroikir dan bertanya mengenai proses berpikir sendiri. Seorang fasilitator juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang memberdayakan murid agar mampu mandiri dan memanfaatkan potensi dirinya serta membimbing murid membangun pemahamannya baik dalam setting berkelompok maupun pribadi dengan mengarahkan dan mengajukan pertanyaan yang membimbing dan mendengarkan murid.
Peran guru sebaga Motivator yang memastikan kondisi murid nyaman dengan segala keberagaman dan tetap mengedepankan empati dan harmoni, membimbing murid untuk mengembangkan mindset bertumbuh serta membimbing murid menuju kemampuan kendali diri secara interlan dengan komunikasi yang positif dan dialogis dengan kesepakatan kelas yang terakhir memberikan pilihan dan suara pada murid untuk terus mengembangkan potensi dirinya.
Asesmen yang Berpihak pada Anak
Pemateri: Mohammad Rizky Satria
Asesmen yang berpihak pada murid adalah asesmen yang diakukan untuk memahami apa bantuan belajar yang diperlukan oleh murid. Asesmen terbagi atas dua macam yaitu asesmen forman dan nonformal dimana asesmen formal berupa tes dengan observasi terstruktur dan wawancara tersrtuktur serta pelaksanaan ujian, sedangkan asesmen nonfrmal dapat berupa kuis, mengobrol, refleksi, pengamatan langsung dan dengan permainan.
Asesmen dapat dilakukan seiring proses pembelajaran dengan tiga yaitu asesmen awal yang dilakukan di awal proses pembelajaran, asesmen formatif yang dilakukan di tengah proses pembelajaran dan asesmen sumatif yang dilakukan di akhir proses pembelajaran.
Asesmen Awal
Asesmen yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan memahami kondisi kesiapan belajar murid di awal pembelajaran yang meliputi kognitif, non kognitif, kesiapan, profil belajar, minat, pengetahuan dan kemamouan awal.
Asesmen Formatif
Asesmen yang dilakukan untuk membantu setiap murid mencapai tujuan pembelajaran seiring berlangsungnya proses pembelajaran. Asesmen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dan sebagai landasan mengenai langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
Asesmen Sumatif
Asesmen yang dilakukan untuk mengukur pencapaian belajar murid secara keseluruhan di akhir proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengutamakan asesmen yang autentik dengan memberikan pilihan cara murid untuk menunjukkan kemampuannya.
Untuk mengoptimalkan asesmen untuk pembelajaran maka sangat penting untuk selalu melakuan atau memberikan umpan balik kepada peserta didik.
Memfasilitasi Pembelajaran Interaktif dan Memberdayakan Murid
Pemateri: Wurry Darmawan
Seorang guru dalam menyajikan materi belajar seperti koki karena seorang guru harus meramu resep yang pas, memasak materi sehingga ada keterkaitan tiap tujuan pembelajaran dengan kompetensi serta menyajikan materi dengan cara mengkomunikasikannya secara efektif dan sesuai.
Hal yang harus dilakukan agar kelas menjadi lebih baik
Change On The Job Behavior
Bukan hanya sekedar transfer ilmu tetapi membantu tiap peserta didik untuk menemukan makna untuk belajar.
Learn: Learner to Learner Differences
Memahami perbedaan antar peserta dan mengidentifikasi persona peserta didik untuk memilih strategi yang tepat
Upgrade Existing Assests
Memperbaiki aset yang ada dan meningkatkan aset pembelajaran yang sudah ada
Surroud Learners With Meaningful Assets
Membuat kluster pembelajaran dengan aset yang bermakna serta memilih aset pembelajaran lintas tiga titik (Sosial, Formal dan langsung)
Track Transformation of Everyone's Results
Melacak hasil transformasi dengan mengukur dampak pembelajaran.
Guru Menjadi Fasilitator Pembelajaran
Apa yang harus diingat sebagai fasilitator pembelajaran yang baik?
Santai tapi Serius
Dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta menyapa, menyebutkan nama dan memberikan bahasa tubuh yang positif.
Lugas dan Tegas
Menerima dan menampung semua pendapat/masukan serta menyemangati mereka yang pendiam atau tidak aktif tetapi juga tidak mengecilkan hati mereka yang cerewet.
Pengulangan Reflektif
Teknik mengulan atau merefleksi pernyataan atau ide peserta didik
Gunakan Probing
Dengan klarifikasi, penyemangat, eksplorasi lanjytan pernyataan partisipan atau alternatif pendapat dari partisipan yang berbeda.
Sikap tetap Netral
Mendorong, memantik dan menampung semua respon dari peserta didik tetapi perlu untuk mendukung atau menyepakati perspektif tertetu yang muncul.
Posting Komentar