EDUFREN
Belajar itu Seru dan Menyenangkan

Refleksi Seorang Guru di Akhir Tahun Ajaran

Bismillahirrahmanirrahim

Refleksi Seorang Guru di Akhir Tahun Ajaran

Satu tahun lagi berakhir dalam masa tugas sebagai seorang guru. Semua rasa rasanya bercampur menjadi satu saat mendapati anak-anak yang kita didik dengan kasih sayang selama setahun penuh, kini telah bertumbuh dan siap untuk naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sebelum masa liburan berakhir, izinkan saya untuk sedikit berefleksi selama menjalani peran dan tanggung jawab sebagai wali kelas I.A Fase A di SDN 003 Balla tahun pelajaran 2023/2024 kemarin. Ada rasa sedih sebenarnya karena saya tidak bisa mendampingi anak-anak saat penerimaan raport karena mendadak saya harus cepat kembali ke Makassar karena orang tua yang masuk di Rumah Sakit, tetapi sampai akhir saya masih berkoordinasi dengan orang tua murid.

Apa yang sudah terjadi di satu tahun ajaran ini?

Saya masih ingat betul kalau setahun yang lalu dengan setengah hati saya menerima amanah baru ini sebagai wali kelas rendah---kelas 1, sebelumnya atau di tahun ajaran 2022/2023, saya adalah wali kelas V. 

Saya menerima amanah baru ini karena wali kelas 1 sebelumnya ingin mengambil pengalaman baru sebagai wali kelas di kelas tinggi, sehingga otomatis posisi wali kelas 1 menjadi kosong, maka Kepala sekolah menwarakan posisi ini kepada saya, heheheh.

Pengalaman Baru yang Menantang sekaligus Menyenangkan

Rupanya kekhawatiran saya di awal bahwa mungkin saja saya tidak cocok mengajar di kelas rendah salah ... Ternyata menjadi wali kelas 1 cukup menyenangkan, walau ... pada prosesnya saya harus selalu menyiapkan banyak hal termasuk ekstra kesabaran, ektra air minum dan ektra tenaga, hehehehe.

Menjadi wali kelas 1 rupanya membawa saya pada banyak pengalaman baru yang cukup menantang dan sekaligus menyenangkan. Menantang karena saya harus menghadapi anak-anak yang notabene belum terlalu mandiri---masih pada proses belajar untuk mandiri, sehingga tidak jarang posisi sebagai wali kelas 1 ini juga harus merangkap dengan berbagai peran (merautkan pensil, memasangkan ikat pinggang, membuka botol minum, membuka kemasan snack, dll. Belum lagi suara yang harus keluar dengan kekuatan yang full, hahahah. Anak-anak yang harus selalu diingatkan untuk tertib dalam kelas, dan masih banyak drama lainnya yang mungkin tidak akan cukup untuk saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.

Tapi, eh .. tapi ... rupanya dibalik semua hal yang saya sebutkan diatas, menjadi wali kelas 1 juga ternyata sangat menyenangkan. Di kelas 1 saya belajar untuk menjadi seorang guru yang membawa banyak keceriaan di dalam kelas. Dengan bernyanyi saya merasa menjadi 20 tahun lebih muda, hahahah. Menjadi wali kelas 1 memaksa saya untuk selalu memberikan senyuman termanis saya di dalam kelas, menjadi wali kelas 1 memaksa saya untuk menjadi jauh lebih kreatif dalam mengajarkan anak-anak, sehingga pengalaman belajar mereka menjadi lebih menyenangkan.

Belajar itu Seru dan Menyenangkan

Selama menjadi wali kelas 1, saya berusaha untuk selalu menanamkan kalimat ini kepada anak didik saya bahwa "Belajar itu seru dan menyenangkan" dengan berusaha sebisa mungkin merancang proses pembelajaran yang menyenangkan kepada mereka, apalagi mereka masih di tahap awal proses pembelajaran, sehingga saya berharap bahwa kelak akan terpatri rasa untuk selalu belajar "belajar sepanjang masa" di dalam hati mereka.

Perjalanan Pembelajaran Selama Satu Tahun

Di awal semester, saya akui bahwa saya sempat sedikit kebingungan karena transisi dari menjadi guru kelas tinggi ke kelas rendah--sebab ada banyak hal yang berbeda dari kedua karakteristik murid di dua fase yang berbeda ini. Tapi seiring berjalannya waktu saya mulai mengetahui dan mempelajari karakteristik setiap anak didik yang saya ajar dan mulai menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan karakteristik mereka---Berdiferensiasi, walau belum sepenuhnya sempurna dalam proses penerapannya tapi saya merasakan ada dampak yang ditimbulkan dari penerapan proses pembelajaran berdiferensiasi ini.

Pencapaian Siswa Selama Satu Tahun Ajaran

Semester 1 atau di semester ganjil, kelas saya memiliki 15 murid dengan 6 siswa laik-laki dan 9 siswi perempuan, lalu di semester 2 ada satu tambahan murid baru sehingga jadilah total murid yang saya sajar ada 16 siswa---6 laki-laki dan 10 perempuan.

Perkembangan Akademis

Ada 2 hal sebenarnya yang saya tekankan dari kemampuan akademis ini yaitu kemampuan literasi dan numerasi awal. Untuk literasinya sendiri saya memulai dengan pengenalan huruf dan mengikuti TP di semester 1 dari kurikulum Merdeka dengan bantuan seri buku "Pintar Membaca" yang saya buat khusus untuk anak didik saya di kelas 1.A

Untuk numerasi saya juga memulai dengan pengenalan angka dan urutan angka serta penjumlahan dan pengurangan lalu diakhiri dengan perbandingan benda, sayangnya ada 1 materi di kelas 1 ini yang tidak sempat saya ajarkan di kelas 1 yaitu pengenalan diagram sederhana karena waktu yang tidak mencukupi---saya fokus ke materi pengurangan karena beberapa anak murid saya masih terlihat kesulitan dengan materi ini.

Perkembangan Karakter

Selain dari nilai akademik, saya juga menilai dari segi karakter anak. Alhamdulillah selama setahun ini ada beberapa anak yang menunjukkan perkembangan karakter baik. Mulai dari yang tadinya cengeng menjadi sedikit lebih berani, yang tadinya tidak bisa jauh dari pendangan orang tua menjadi sekidit lebih mandiri atau yang tadinya masih malu-malu menjadi lebih percaya diri, Masyaa Allah .. saya menuliskan ini sambil membayangkan bagaimana mereka bisa bertumbuh secepat itu dengan pertumbuhan karakter yang mengagumkan. Diakhir tahun ini, saat penerimaan raport saya memberikan mereka sertifikat apresiasi atas karakter baik yang mereka tunjukkan dengan sangat mengagumkan.

sertifikat apresiasi
Sertifikat apresiasi untuk karakter baik Kelas 1.A selama satu tahun ajaran

Harapan untuk Mereka Anak-anak Didikku

Tidak ada kata "mantan murid" atau "mantan guru", sebab semuanya masih sama, mereka adalah murid-murid luar biasa yang pernah saya ajar dan mereka juga sekaligus sebagai "guru kecil" yang mengajarkan saya akan banyak hal.

Harapan saya untuk mereka masih sama seperti saat saya pertama kali berdiri di depan mereka adalah agar mereka bisa menjadi seorang pembelajar sejati yang senantiasa merasakan bahwa belajar itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Menjadikan belajar adalah sebuah kebutuhan bukan sebuah paksaan. Semoga kelak setiap apa yang mereka pelajari bisa menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan yang lebih bermakna dan memberikan kebermanfaatan bagi hidup dan kehidupan.

Kesimpulan

Refleksi saya sebagai seorang guru di akhir tahun pelajaran 2023/2024 ini adalah hal yang penting bagi saya pribadi karena dengan menuliskan ini saya kembali melihat setiap perjalanan yang telah saya ukir bersama dengan anak-anak di kelas 1.A. Refleksi ini saya harapkan bisa menjadikan saya lebih berkembang dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Sebagai seorang guru ada kepuasan tersendiri saat melihat anak didik bisa tumbuh dan berkembang dan membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka.

Posting Komentar